Leadership
Belajar
Smart Trust dari Stephen M.R. Covey
Ada tiga hal penting yang bisa
dijadikan ide besar dari sebuah kepercayaan. Gagasan ini keluar dari seorang
Stephen M.R. Covey, penulis buku bestseller The Speed of Trust,
di depan peserta acara “BNI Inspiring Lecture Series” di Jakarta, pekan lalu.
Seperti apa?
Dihadiri lebih dari 200-an peserta,
perhelatan BNI Inspiring Lecture Series bertambah meriah dengan kehadiran tokoh
motivator internasional, Stephen M.R. Covey. Acara tahunan BNI Inspiring
Lecture Series yang kali memasuki tahun ke-6, melengkapi tokoh-tokoh dunia
lainnya yang didatangkan oleh BNI sebelumnya seperti pada 2006, BNI
menghadirkan Michael Porter, kemudian Robert T. Kiyosaki (2007), Bill Gates (2008),
Dr. Altman (2009), dan Sir Richard Branson (2010).
Stephen yang tak lain adalah putra
penulis buku terlaris The 7 Habits of Highly Effective People, Stephen
R. Covey, dalam presentasinya membawah topik Smart Trust, yang juga menjadi
judul buku terbarunya (Smart Trust: Creating Prosperity, Energy, and
Joy in a Low-Trust World) yang akan dirilis menjelang tutup tahun 2011.
Stephen memaparkan tiga ide besar mengenai kepercayaan (trust). Pertama,
trust merupakan pendorong ekonomi, bukan gambaran sosial saja. Kedua, trust
merupakan kompetensi utama dari kepemimpinan yang dibutuhkan saat ini. Ketiga, trust
merupakan kompetensi yang dapat dipelajari.
Kepercayaan dunia, menurut Stephen
saat ini sedang berada di titik terendah. Krisis ekonomi global yang melanda dunia,
lanjutnya, juga berakar dari hilangnya kepercayaan dan keyakinan diri.
Menyikapi hal tersebut, Stephen mengajak peserta dengan mengatakan, “Dalam
dunia yang kepercayaannya rendah, kita tidak boleh konyol tapi harus cerdas,
karena dalam dunia yang kepercayaannya rendah kita akan tergulung dalam spiral
kecurigaan. Smart Trust menggabungkan hati dan kepala Anda, yang akan
menuntun Anda dalam berpikir dan bertindak.”
Guna membangun kepercayaan dan sikap
saling percaya, Stephen mengakui memang tidak mudah dan butuh proses. Namun,
bukan berarti, hal ini tidak bisa dilakukan. “Mari melangkah dan mulai
membangun kepercayaan. Kita perlu pemimpin dan organisasi yang bisa kita
percayai di tengah kepercayaan dunia yang rendah,” ajaknya.
Stephen lantas menyebut ada dua cara
yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin, yakni tugas pertama dari seorang
pemimpin adalah menginspirasi. “Cara membangun kepercayaan ini dapat dimulai
dengan membangun kepercayaan dari diri sendiri terlebih dahulu. Dan yang kedua,
jangan menilai, tapi mulailah dengan menunjukkan perilaku,” imbuhnya.
Stephen menggarisbawahi, tidak hanya
pemimpin, masing-masing pribadi, juga perlu membangun kepercayaan. “Buat
deklarasi niat Anda dengan niat positif dan nilai niat orang lain juga secara
positif. Kalau Anda berkomitmen, penuhi komitmen itu. Jangan menilai karena
seseorang berperilaku buruk, maka kita menggeneralisir semua orang berperilaku
buruk. Tantangannya saat ini, carilah kesempatan untuk meluaskan kepercayaan
Anda kepada orang lain,” katanya bersemangat.
Stephen memancing makna trust
dengan pertanyaan-pertanyaan; Pikirkan siapa yang Anda percaya dalam hidup
Anda? Apa dampak kepercayaan itu bagi Anda? “Kepercayaan akan memberikan dampak
terbaik bagi hidup Anda.” Tapi bagaimana bila kepercayaan itu menjadi
ketidakpercayaan? Apakah kepercayaan bisa dipulihkan?
Menjawab apakah kepercayaan bisa
dipulihkan, Stephen dengan tegas menjawab bisa. “Caranya adalah dengan
menciptakan kredibilitas dan perilaku. Tidak ada yang lebih menginspirasi,
selain kepercayaan. Semangat orang lain yang menularkan semangat kepercayaan
itu kepada kita. Kita seperti menyalakan ulang semangat kita dan juga semangat
orang lain,” tuturnya.
Stephen R. Covey yang juga pendiri
dan CEO Covey Link World Wide membagikan tips dalam membangun kepercayaan,
“Kami menjaga komitmen, belajar satu sama lain dan juga saling mendukung. Ini
juga berlaku dalam kehidupan keluarga saya sehari-hari, di mana saya senantiasa
melakukan yang terbaik bagi keluarga saya,” terangnya.
Dalam kesempatan ini, Direktur Utama
BNI Gatot M. Suwondo mengatakan, acara BNI Inspiring Lecture Series memiliki
arti penting. “Acara ini memberikan pencerahan dan inspirasi dari para pelopor
dan inspirator level kelas dunia,” ujarnya. Atas komentar Gatot ini, Stephen
merasa gembira bisa berbicara di depan forum yang diadakan oleh BNI. Stephen
juga mengapresiasi prestasi yang berhasil diraih BNI, di antaranya sebagai
perusahaan BUMN terbaik 2011, perusahaan paling inovatif 2011, dan perusahaan
dengan pelayanan terbaik 2011.
Sementara saat berbicara di hadapan
karyawan internal BNI, Stephen menyinggung mengenai Speed of Trust. Ia
mengungkapkan bahwa trust merupakan satu faktor tersembunyi yang
mendukung sukses suatu organisasi. Menurutnya, jika organisasi yang sukses
mengeksekusi strategi-strategi yang dimiliki namun memiliki tingkat kepercayaan
yang rendah maka akan mengalami pertumbuhan yang lambat. Kemampuan untuk
membangun, menumbuhkan, memperluas dan membangun kembali kepercayaan dengan
seluruh stakeholder, baik itu dengan pelanggan, supplier, partner bisnis maupun
rekan kerja merupakan kunci kepemimpinan di era perekonomian baru.
Dalam diksusi yang kedua ini,
Stephen juga menggunakan alat bantu berupa Trust Card yang berisi 13
perilaku yang mendukung penerapan trust dalam perilaku sehari-hari. Tak
lupa Stephen menekankan, bahwa trust dapat meningkatkan kinerja
perusahaan dan juga berpengaruh pada laba perusahaan. “Seperti hidup, trust
juga merupakan sebuah pertaruhan. Karena hidup itu dipertaruhkan maka
kepercayaan adalah di atas segalanya,” tukasnya. (rudi@portalhr.com/@erkoes)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar